Tuesday, November 14, 2006

minggu ketiga

Pada minggu ketiga ini penekanan adalah mengenai perencanaan Konservasi dan Restorasi. Tidak seperti 2 minggu sebelumnya, minggu terakhir diawali hari Minggu. Kegiatan diawali dengan melakukan studi ekskursi ke tempat tempat yang telah melakukan kegiatan conservasi dan restorasi, dan telah melakukan perencanaan pemeliharaan. Kemudian menggunakan apa yang diperoleh tersebut untuk presentasi pada hari terakhir di institusi masing-masing peserta.

Minggu, 8 Oktober

Rombongan peserta meninggalkan Lunds menuju Stockholm, yang berjarak 600 km di sebelah utara. Istirahat di daerah Vadstena, dan mengunjungi puri, gereja dan bekas biara yang dijadikan museum.




Malam hari tiba di Stockholm









Senin, 9 Oktober
Melakukan kunjungan dan studi ekskursi ke Istana Raja, The Royal Palace (yang dijadikan museum). Peserta diberi gambaran bagaimana konservasi dan restorasi pada istana termasuk perawatan pada objek yang ada di dalamnya (lukisan, gaun, furniture).

Sayangnya, gak boleh ambil foto disini, jadi kira-kira fotonya dari luar aja ya...



Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Vasa museum, yang merupakan museum yang hanya memiliki satu koleksi namun besar sekali, yaitu kapal Vasa. Kapal ini tenggelam pada peluncuran perdananya tahin 1660 an dan baru ditemukan dan diangkat ke permukaan setelah 300 tahun. Diberikan pula bagaimana cara melakukan konservasi dan restorasi serta pemeliharaannya hingga sampai saat ini masih dalam keadaan kondisi yang baik. Termasuk bagaimana melakukan pengecekan kondisi lingkungan yang selalu dijaga agar tetap dalam kondisi stabil.




Kunjungan terakhir adalah ke Gereja Katharina, yang berada di daerah Stockholm. Gereja ini masih dalam proses restorasi akibat terbakar pada tahun 1990 an
GEreja ini ternyata pada awalnya aliran Maria Magdalena, itu loo seperti yang di Davinci Code.






Selasa, 10 Oktober
Rombongan meninggalkan Stockholm menuju Lund. Dalam perjalanan singgah di daerah Linkopping dan mengunjungi gereja katedral yang sudah di restorasi akibat terbakar habis hingga atap. D saat melakukan restorasi keinginan masyarakat sekitar di penuhi, yaitu mereka ingin gereja tersebut memiliki bentuk dan interior seperti kondisi sebelumnya. Dengan demikian terlebih dahulu telah dilakukan studi historis termasuk pengetahuan mengenai material yang digunakan pada masa itu yang akan diterapkan .
Namun sentuhan modern tetap dimasukkan tanpa merusak arsitektur awal. Yaitu pembuatan ruangan storage dibawah tanah dan instalasi listrik baru.
Sore hari rombongan tiba kembali di kota Lund.


Rabu, 11 Oktober
Hari ini adalah waktu yang diberikan pengajar kepada peserta untuk membuat projek maintenance plan yang harus dipresentasikan besok di depan para pengajar. Proyek tersebut merupakan kegiatan tahap kedua yang harus diselesaikan sebelum peserta berkumpul kembali bulan Maret di Mesir.

Kamis , 12 Oktober
Presentasi peserta.
Ita Yulita memberikan presentasi mengenai proyek yang akan dikerjakan, yaitu pembuatan peta iklim di ruangan – ruangan museum, gedung lama dan baru sebagai bagian dari maintenance plan terhadap gedung dan koleksi yang tersimpan di dalamnya.


Jumat, 13 Oktober
Evaluasi pihak SIDA terhadap penyelenggara, dan evaluasi penyelenggara oleh peserta

Sabtu, 14 Oktober
Kembali ke negara masing-masing

Sampai jumpa di Mesir..bulan Februari /MAret,

Tapi jangan lupa...
Proyeknya dikerjain , jangan cuma jalan-jalan doang...........

minggu kedua; It's nice to be here.......


Senin, 2 Oktober

Merupakan hari pertama pada minggu kedua di Lund. Setelah week end yang cukup heboh, kita kembali ke sekolah. Penekanan materi pada minggu kedua ini adalah mengenai Practical Building Conservation.
Pendahuluan fase kedua ini disampaikan oleh Dr. Kerstin Barup mengenai proses dan teknologi. Serta peranan craftmanship dalam konservasi dan restorasi gedung bersejarah.
Setelah istirahat materi dilanjutkan dengan presentasi Jenny Halstrom mengenai pemanfaatan sinar fluresense dalam menangani gedung bersejarah.

Selasa, 3 Oktober
Studi ekskursi ke daerah Roskilde, Denmark



Viking Museum


Gereja di Roskilde



http://photos.blogger.com/upload-image.g?blogID=21282923
Cancel

Rabu, 4 Oktober
Teori dan praktek mengenai craftmanship di Kulturen, Lund.


1. Paint and colours oleh Richard Kjellstrom. Sesi ini mengenai cat dan zat warna tradisional di daerah Swedia yang menggunakan materi dari batuan dan tanah






2. Stone and masonry oleh David Waite, yang mengajarkan bagaimana teknik membuat replika dan mengukir batu-batu yang polos menjadi hiasan yang indah.






Kamis, 5 Oktober
Teori kembali diberikan di dalam kelas. Christina Wamslet memberi materi mengenai Disaster Mitigasi di daerah cagar budaya, merupakan suatu pendekatan dalam risk management atau managemen resiko pada daerah yang merupakan cagar budaya dan sering terkena bencana alam.
Dilanjutkan oleh Alfredo Stein yang berbagi pengalaman dalam melakukan manajemen daerah cagar budaya di Amerika Tengah.
Setelah istirahat materi dilanjutkan dengan presentasi Amund Sinding Larsen yang mengungkapkan studi kasus berubahnya morfologi perkotaan tradisoinal dikarenakan adanya kemajuan zaman. Studi kasus yang diangkat adalah kasus Tibet yang diwarnai dengan kedatangan Cina yang merubah daerah tradisonal, menjadi daerah wisata yang menyebabkan daerah tersebut kehilangan nilai nilai budaya



Jum’at, 6 Oktober
Materi dilanjutkan oleh Amund Sinding Larsen mengenai nilai-nilai historis dan budaya yang semakin tenggelam dengan adanya kemajuan zaman.
Dibicarakan pula mengenai konvensi dunia mengenai historical building, termasuk peranan ICOMOS dan ICOM. Diberikan pula studi kasus mengenai gedung yang tetap bertahan di daerah perang, yaitu di daerah Kabul, Afghanistan.
Setelah istirahat materi dilanjutkan mengenai peranan Ilmu pengetahuan modern dalam hal ini sinar laser dan fluoresense dalam melakukan studi kerusakan pada bangunan benda budaya yang dilakukan tanpa merusak bangunan. Materi diberikan oleh Dr Sune Svanberg, ahli Fisika Swedia.

Berakhir minggu kedua. MInggu ketiga dimulai hari minggu dengan perjalanan ke Stockholm by bus.

minggu pertama; I am in Scandinavia now...



Beginning of adventure

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, hampir 20 jam (gak pake mandi) termasuk delay di CGK selama 4 jam, sampailah saya di Amsterdam sebagai gerbang pertama benua Eropa. Walaupun ini ke 3 kalinya di Schipol tetap aja bingung..karena sekali ini berangkatnya benar-benar sendirian.
Setelah cari-cari gate, akhirnya ketemu juga pesawat yang menuju Denmark. Di sini muka asia sudah dapat dihitung dengan jari, makanya pas di pesawat ternyata bareng dengan anak Jakarta seneng banget,sebab saya masih bisa pake bahasa Indonesia di atas benua Eropa.
Setelah sampai di Copenhagen, baru bener-bener bingung, nah lo... sendirian, so.. welcome to the jungle.

Berbekal petunjuk dari panitia, saya cari kereta yang melewati oresound yang menuju Lund. LUnd letaknya di selatan Swedia,jadi masuk kesana paling gampang lewat Denmark.






Setelah seret seret koper, akhirnya sampai juga di kota Lund, nunggu bis, sampai ke hotel.
Kesan pertama lihat kota, gak beda denga Leiden, sama aja kota tua. dan banyak sepeda nya.

Setelah istirahat semalaman, dimulailah kursus singkat ini

Minggu Pertama
Penekanan materi yang diberikan berbeda-beda tiap minggunya. Pada minggu pertama kursus penekanannya pada perspektif atau cara pandang dalam melakukan penilaian atau assesment terhadap gedung-gedung yang bernilai historis.

Senin, 25 September


Bertempat di ruangan HDM studio yang berada pada gedung A di kompleks fakultas teknik Universitas Lund, dilakukan registrasi peserta yang dilakukan dengan sangat baik oleh panitia. Peserta kursus CMHB 2006/2007 terdiri atas 26 peserta, 9 diantaranya wanita yang berasal dari 17 negara. Selanjutnya pidato perkenalan welcome speech oleh Dr Kerstin Barup, Course Director, profesor di bidang arsitek, dan juga Direktur jurusan arsitek Universitas Lund. Beliau memperkenalkan sekilas tentang kota Lund, universitas dan pendahuluan tentang kursus CMHB. Kursus di Lund Swedia, terdiri dari 3 minggu, dimana tiap minggunya memberikan penekanan yang berbeda-beda.
Berikutnya adalah sekilas tentang HDM (Housing Development and Management), mengenai visi dan misi disampaikan oleh Dr. Johny Astrand direktur HDM.
Setelah istirahat, kursus dimulai dengan materi pertama tentang Restorasi, diantara teori dan praktek, yang diberikan oleh Prof Dr. Mats Edstrom.
Dilanjutkan materi mengenai nilai dari benda warisan masa lalu dan persiapan untuk studi ekskursi di daerah Swedia selatan besok. Materi ini disampaikan dengan baik oleh Ingela Skarin.

Selasa, 26 September

Studi ekskursi ke 3 gedung bersejarah di daerah Skane. Peserta dibagi 3 kelompok. Setiap kelompok memillih 1 gedung dan mencari nilai yang diwarisi dari masa lalu pada setiap gedung, sehingga gedung tersebut pantas untuk dijadikan benda warisan budaya.
GEdung pertama
.

Gedung kedua:


Gedung ketiga



Malamnya dilakukan welcome dinner di hotel tempat peserta menginap

Rabu, 27 September
Materi hari ini adalah mengenai restorasi dan konservasi gedung bersejarah yang ada di daerah Skandinavia. Dipaparkan bagaimana cara penanganan, manajemen dan beberapa contoh pada gedung yang dilakukan restorasi, diberikan oleh Dr. Mats Edstrom.
Setelah istirahat, waktu dan tempat diberikan pada 26 peserta untuk memaparkan proyek masing masing. Pada kesempatan ini, Ita Yulita mewakili Indonesia memaparkan tentang kondisi Gedung Museum Nasional Indonesia pada saat ini, kerusakan dan problem yang dihadapi.

Kamis, 28 September
Mats Edstrom melanjutkan materinya mengenai Perkembangan sejarah dan teori restorasi gedung bersejarah di Eropa.. Dilanjutkan dengan materi mengenai perkembangan yang lebih modern di bidang restorasi dan konservasi gedung bersejarah.
Setelah istirahat kuliah dilanjutkan dengan materi mengenai Cultural heritage and development oleh Dr.Johny Astrand.
Sebelum pulang, sesi terakhir adalah mengenai sistem Luvit yang merupakan wadah komunikasi antara guru dan peserta, dibawakan oleh Ms. Annette Wong Jere dan Jenny Hallstrom.




Jumat, 29 September
Materi hari ini diawali dengan materi tentang perencanaan management yang diberikan oleh Dr. Flemming Aalund, arsitek dan konsultan di bidang cagar budaya dari Denmark.
Setelah istirahat, materi selanjutnya disampaikan oleh Allan Birabi dari Uganda mengenai contoh studi kasus proyek. Allan Birabi merupakan alumni dari CMHB angkatan pertama, dan telah mewujudkan proyek yang di presentasikan 2 tahun yang lalu.

Sabtu, 30 September


Dilakukan tur di kota Lund, yaitu mengunjungi tempat bersejarah di Lund yaitu hal universitas lama, katedral, kulturen (open air museum, seperti Taman Mini). Pada tur ini peserta didampingi oleh Ingela Sterin dan Anna Wahloo. Pemaparan mereka adalah bagaimana menemukan nilai-nilai berharga yang terkandung di dalamnya

Sunday, November 12, 2006

Short Course :Conservation and Management of Historical Buildings (CMHB)







Sehubungan dengan undangan pihak SIDA dan Kedutaan Swedia di Jakarta mengenai kursus konservasi bangunan bersejarah yang akan diselenggarakan di Lunds Swedia, maka pimpinan Museum Nasional Indonesia menominasikan saya, untuk mengirim aplikasi ke panitia. Setelah menunggu satu bulan, akhirnya Ms. Annette Wong Jere selaku Course Coordinator mengirimkan surat pemberitahuan bahwa saya telah terpilih sebagai salah satu peserta kursus mewakili negara Indonesia bersama dengan Erika Yuniastuti dari Arsitektur ITS.

alhamdulillah....


Kursus mengenai konservasi dan manajemen gedung bersejarah, Conservation and Management of Historical Building, CMHB ini merupakan program training Internasional, kerjasama antara Universitas Lunds, yaitu departement of Architectural Restoration and Conservation, Department of Housing Development and Management dengan SIDA , Swedish International Development Cooperation Agency.
Kursus ini terdiri dari 3 minggu dengan peserta terpilih sebanyak 26 orang berasal dari 17 negara di Asia, Afrika dan Timur Tengah. Pengajar sebagian besar arsitek dan conservator profesional dari Swedia, Denmark , Norwegia dan Amerika Tengah.
Kursus terdiri atas 3 tahap, yaitu tahap pertama diadakan di Lund, Swedia, dimana peserta diberikan materi dan melakukan komunikasi dengan para pembimbing. Pada tahap pertama peserta mempresentasikan projek yang akan dilakukan (dua kali , awal dan akhir supaya kelihatan progress nya selama kursus). Tahap kedua dilaksanakan pada masing-masing institusi peserta yaitu melaksanakan program yang telah dipresentasikan pada hari terakhir pada tahap pertama. Pada tahap kedua ini komunikasi diantara peserta dan pengajar terus berlangsung dengan memanfaatkan LUVIT, yaitu sistem komunikasi melalui internet melalui website LUVIT.
Tahap ketiga akan diselenggarakan pada bulan Maret April 2007 di salah satu negara peserta di Afrika Utara. Telah diputuskan, tahap ketiga akan dilaksanakan di Mesir. Pada tahap terakhir ini peserta memaparkan hasil yang diperoleh.

Sebagai pekerja museum dengan background non arsitek saya sangat bangga mendapat kesempatan untuk mengikuti kursus ini (sebagian peserta adalah arsitek)
Walaupun pada awalnya sempat kepikiran, kenapa saya yang terpilih, kan saya bukan arsitek, dan pada hari - hari pertama sempat shock, tapi ke sana nya, yahh kembali menjadi diri sendiri, cuek. Biar aja.
Toh gak semua orang Indonesia bisa dapat kesempatan seperti ini..

Perjalanan, perasaan, ilmu yang saya dapat selama 3 minggu akan saya tulis di sini..
Jadi tunggu posting berikutnya..

Wass

Ita