Sunday, May 24, 2009

Vitrin dengan kriteria konservasi


Vitrin atau lemari pajang merupakan satu dari bagian terpenting di dalam museum. Fungsinya adalah tempat meletakkan objek atau koleksi yang akan dipamerkan kepada pengunjung.
Koleksi di tata sedemikian untuk menarik minat pengunjung datang melalui pameran, yang ada di dalam museum, baik itu pameran tetap maupun pameran temporer.

Namun demikian tata pameran harus dilakukan dengan baik dan benar agar jgn sampai
mengakibatkan koleksi menjadi rusak karena cara menyimpan dan memamerkan koleksi tersebut tidak mempertimbangkan faktor kestabilan dan kerusakan koleksi.

Kecepatan kerusakan koleksi selama berada di museum tergantung dari (1) stabilitas material koleksi, apakah koleksi tersebut kuat atau rapuh, apakah termasuk koleksi organik atau anorganik), (2) tempat penyimpanan koleksi apakah di dalam storage atau dipajang dalam vitrin, dan material vitrin (kayu, besi, stainless steel ) dan (3) tergantung dari lingkungan yang langsung mengenai koleksi,yaitu lingkungan mikro.

Melihat betapa penting fungsi vitrin sebagai lingkungan pertama koleksi, maka perlu diketahui kriteria konservasi, yang menjadi dasar pertimbangan untuk desainer pameran dalam membuat vitrin. Dengan memenuhi kriteria konservasi ini, maka diharapkan vitrin tersebut telah memenuhi standar konservasi yang telah ditetapkan.


Kriteria konservasi yang menjadi dasar dalam membuat vitrin adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan di dalam vitrin memiliki temperatur dan kelembaban relatif (RH) yang sesuai dengan jenis koleksi

2. Jumlah cahaya / paparan (nilai lux, nilai uv) yang mengenai koleksi selama pameran berlangsung telah diperhitungkan

3. Menahan gas-gas polutan langsung mengenai koleksi, yaitu yang berasal dari luar vitrin (asap rokok, polusi) maupun yang berasal dari material vitrin (kayu, plywood, lem, kain)

4. Menghindari tekanan-tekanan fisik langsung pada koleksi akibat salah / kurang terencana dalam membuat tatakan atau tempat koleksi berdiri (mounting).


Jika kriteria ini dipenuhi, maka kita akan mendapatkan vitrin standar.

Vitrin standar adalah vitrin yang:
- terbuat dari material yang tidak berbahaya dan di dalamnya terdapat pengontrol lingkungan (temperatur, kelembaban dan cahaya).

- harus dalam keadaan tertutup rapat (sealed), untuk menahan debu dan polutan dari luar masuk, serta tetap menjaga temperatur dan kelembaban dalam ruangan vitrin tetap stabil.

- Pencahayaan yang diterima koleksi selama pameran juga harus dipertimbangkan. Lokasi pencahayaan tergantung dari tipe vitrin yang dipilih. Untuk vitrin dinding, lampu berada didalam vitrin, dan untuk itu harus dibuat tempat tersendiri, yang mudah dicapai. Untuk vitrin tipe pedestal, lampu berada di ruang pamer, dan dicari sudut yang tidak membuat cahaya memantul pada kaca.




Kriteria konservasi diatas harus selalu menjadi pertimbangan desainer pameran dalam membuat vitrin yang akan digunakan untuk pameran di museum.

Pemilihan konsentrasi terhadap lingkungan mikro merupakan konsekuensi dari sulitnya untuk mengontrol lingkungan makro di museum, yaitu lingkungan di ruangan dan di luar museum.

0 komentar: