Sunday, December 17, 2006

Handling the objects vs handling objection

This is two words that really different meaning; contrary

Beneran, hari ini saya baru sadar akan dua makna kata-kata tersebut.


Handling the objects..
Works with museum collection, makes me familiar with this words. This words illustrate our job. such as how to holding, how to exhibite, how to prevent safely. Safe means, safe from the thieves, fire, light, earthquake, falling dowm etc
Handling the object si focus to ourselves, for more carefuly to treat the colections. Not only for conservation member, but all museum employee.

Saya selama ini selalu bekerja dengan koleksi museum, tentunya hapal beneeeeer dengan kata tersebut. Itu adalah kata yang menggambarkan bagaimana pekerja museum seperti kita ini menangani objek, atau koleksi.. Artinya, gimana megangnya, gimana cara natanya, gimana agar koleksi itu tetap berada ditempatnya dalam keadaan aman.
Aman disini maksudnya banyak banget, aman dari pencuri, kebakaran, kelembaban dan temperatur yang tidak sesuai, cahaya, gempa, jatuh de el el....
Handling the objects lebih ditekankan pada diri kita sendiri. supaya lebih care pada koleksi.
Tidak dapat dipungkiri pekerja museum tentunya memiliki reflek yang bagus tentang handling the object, bukan hanya mereka yang bekerja di bidang konservasi dan penyajian pameran aja lo, tapi juga para kurator (gimana temen-temen kurator, ada tanggapan?)


Handling objections
Hemmm, this is really different meaning.
Handling the objection is a way of us to answer or respond if somebody ask question or objection. It need good argumentative and logical statement. And af course based on fact.
Both of words is related in some of my job.

Nah ini lain lageee,
handling objection adalah bagaimana kita mengatasi pertanyaan-pertanyaan dengan cara yang tidak mematahkan tapi bisa mempengaruhi orang dengan kata-kata kita itu...
Tentunya karena kita memberi fakta yang benar dan nyata secara logika..
Ini menarik tapi susah !
Cuma jangan anggap susah sebagai halangan, tapi tantangan

In case of Museum collection, we should answer logicaly, even only for unimportant questions. such as, Why we should hold the collection using hand gloves and sometimes not use hand gloves.
Dalam kasus koleksi museum, kita harus bisa memberikan pernyataan dan jawaban logis. Seringkali pertanyaan yang diberikan sangat sepele, tapi kita jawabnya tidak boleh simple. Contohnya, kenapa kok ketika ambil atawa pegang koleksi harus pake sarung tangan tapi kadang-kadang sering juga gak pake sarung tangan
.




To answer that question: Using hand gloves is a wise action. Salt acid sweat on our hand have a potentioal to corode the iron collections. But if the collection have many beads on its surface, using hand gloves can make broke the beads on surface. Using hand gloves on ceramics, is not wise because the slippery of ceramics.

Untuk pertanyaan seperti ini sebenarnya secara logika bisa kita jawab,
Pake sarung tangan untuk mengambil koleksi adalah tindakan yang baik. Alasannya tangan kita mengandung keringat, dan jika kita pegang koleksi terutama logam keringat itu akan berpindah dari tangan ke koleksi, dan itu akan memicu timbulnya perubahan pada koleksi akibat perubahan suasana. (keringat itu adalah garam yang bersifat asam lo).
Tapi... (inget ada tapinya)
JIka sarung tangan kita pake untuk pegang koleksi yang banyak pernik-perniknya harus hati-hati.. Bisa-bisa tu sarung malah nyangkut dan manik-manik atau ukiran halus akan tertarik.
Atau jika koleksi licin (keramik misalnya) bisa-bisa lepas dan jatuh dari pegangan.

It is better to anti slip hand gloves. But we should import this material and usually expensive. I couldn't find in Indonesia. netherland is the source of this kind of hand gloves.
Another easy way is by washing our hand before touch the collection. Hopely, the sweat is gone after this washing.

So, the point is we want to protect the collection. Thats all.

So, kalo mau pake sarung tangan ya.. cari yang anti slip, bukan yang kain atau kaos dan nyaman dipake.
(biasanya yang pake warna norak, ijo misalnya---), dan sarung tangan yang aman untuk koleksi seperti ini biasanya mahal... gak tau deh di Indonesia ada apa nggak, yang sering aku pake adalah dari Belanda)

Jadi yang musti difikirkan, kenapa kita pake sarung tangan? ya karena kita gak mau "menodai" koleksi dengan noda yang berasal dari tangan kita.


Dari pada pusing-pusing, ada cara yang sangat praktis ketika kita pegang koleksi, yaitu cuci tangan sebelum pegang koleksi, kalau perlu pakai sabun.

lho kok gitu?

Iya.., karena dengan cuci tangan berarti segala noda dan keringat yang ada di tangan sudah hilang dan dijamin tidak akan pindah ke koleksi.

Dan dijamin pula ketakutan akan jatuhnya koleksi atau nyangkutnya pernik-pernik atau ukiran, akan sirna.


Mudah bukan???

Sunday, December 10, 2006

Archaeologist : working in museum or not ?

Friday, December 8th, I follow the seminar in University of Indonesia about curriculum and the job opportunity for archaeologist. The interesting matter is this seminar explain by the culture expert, from the institute that receipt the archaeologist. And the result, thera are many archaeologist who didn't work in archaelogy area.

Jumat tanggal 8 Desember kemarin, saya ikut menghadiri diskusi ilmiah di PSJ UI mengenai pengembangan kurikulum dan kesempatan kerja lulusan arkeologi. Menarik, karena diadakan oleh yang berkepentingan dan juga dibahas oleh para pakar dibidang budaya dari instansi yang memang menampung lulusan arkeologi. DAn ternyata, banyak dari lulusan arkeo bekerja bukan pada bidangnya, (itu yang bisa saya tangkep sekilas, maklum datengnya telat... Depok pasar macet banget).


You know, I am, inversly different with they are. My first education background is not social. I do not understand about archaeology. But I try to learning by doing. frequently asking. At last, continue study for getting master in archaeology. I really want to know the history of the collections

KAlau saya malah kebalik. SAya pada awalnya bukan dari bidang budaya bahkan bukan dari bidang sosial. Ketika sudah bekerja di Museum Nasional justru bingung, karena sama sekali nggak ngerti sejarah apalagi arkeologi.
Padahal saya tiap hari berhadapan dengan benda-benda tersebut. Dan saya benar-benar learning by doing. SAya sering bertanya pada mereka-mereka yang senior di museum, namun seringkali jawaban nya tidak memuaskan hati maka pada akhirnya nekat ambil S2 arkeologi di UI karena pingin tau sebenarnya benda-benda yang saya pegang ini apa? SAya pingin tahu histories behind the objects....

I, as a people who usually thinking practicaly, must re-set our thinking. It is not an easy works, but Thanks God, this is not a hard works.
The conclusion is: to love the culture can grow up when we facing directly to that environment

Saya yang biasa berfikir praktis harus dapat mengeset ulang pola pikir, ini bukan pekerjaan gampang, tapi karena saya senang melakukannya jadi tidak terasa berat.
Ternyata kecintaan pada bidang budaya, terutama pada museum bisa datang ketika kita sudah berada di dalam lingkungan tersebut
.Semoga pengalaman pribadi ini bisa menjadi masukan buat para pengajar Arkeologi di mana saja berada.

Des 2006

Saturday, December 09, 2006

It was very interesting to handle gold collection in vitrine


This month, Museum Nasional Indonesia have a big job, to move a part of collections from old building to new building. After that. We will do grand opening, by Indonesian President : Mr SBY. Even until I write this article, still no exact information about this. As a worker, we keep working, pick the collections, clean up, arrange in the new place.

Bulan-bulan terakhir ini Museum Nasional punya hajat besar, yaitu memindahkan sebagian koleksi dari gedung lama ke gedung baru. Setelah itu, grand opening deh, yang katanya mau dibuka sama pak SBY. Tapi sampai berita ini ditulis, belum ada berita kapan mau diresmikan. Sebagai pekerja, ya kita tetap kerja, mengambil dari tmpatnya, membersihkan, dan kembali di tata di tempatnya yang baru....

It takes 2 weeks to arrange 4th floor of new building. This floor is for gold and ceramics collections. The experience to handle this kind of material will share for all member of conservation. This is a good team worker and a good starting to get a better result.
The collection choosen and moved by curator, accompanied by registree member. Collection will placed on the stone. Bring the collections should do with carefully. avoid from any shaking. Good covering.
Conservation team (including me) has been waiting on new location. And then, we open the case. Wow, It is very beautiful... prety... How wonderful..

Sudah sekitar 2 minggu ini kita menata lantai 4 gedung baru. LAntai ini dikhususkan untuk koleksi emas dan keramik.
Pengalaman dalam menata koleksi emas etnografi akan dibagi untuk semua. Ini adalah contoh kerja tim di Museum Nasional. Terlepas dari ketidak sempurnaan, kerjasama tim ini sudah merupakan permulaan yang baik untuk menuju yang lebih baik.
Koleksi terpilih yang akan menempatkan tempat batu telah diambil. (Pemilihan koleksi adalah hak perogatif kurator etno). KEtika ngambil didampingi satu staf registrasi (itu tuh, yang mencatat keluar masuk koleksi).
KOleksi ditempatkan dalam wadah, dan dengan troley dibawa ke gedung baru.. Sedapat mungkin guncangan dihindari, karena bisa membuat koleksi tidak nyaman. Sebagian koleksi dibungkus dengan rapih , tujuannya juga untuk menghindari guncangan fisik pada koleksi.
Tim dari bidang konservasi dan penyajian sudah menunggu di tempat baru. (Saya masuk dalam tim ini). DAn ketika koleksi dibuka, kata wow, gila..., bagus banget.... adalah kata-kata yangsering keluar.

For us, it is really happiness to hold kris, use a ring with a big diamond or ruby. And only us (conservation member) can hold this expensive collections.

Buat kami ini adalah kebahagiaan. Kapan lagi bisa megang keris bertatahkan berlian, atau mencoba cincin dengan berlian atau batu mirah yang segede biji jagung.. (bahkan lebih gede lagi). Dan membayangkan sebagai putri raja.........
Yang lebih membanggakan, tidak semua orang bisa megang, bahkan karyawan museum pun tidak semuanya bisa
.
Back to the collections. After we receipt. and the checking. clean up the dust. do restoration, if there are a loose parts. If necesary by sewing. but avoid working with harmfull chemical. aquades water and alcohol are enought.

Kembali ke koleksi..., koleksi diterima tim konservasi.Di cek, kalau penuh debu dibersihkan, kalau ada bagian yang longgar atau lepas di restorasi. UNtuk koleksi yang perlu dijahit, ya dijahit dulu.. Tim konservasi bekerja dengan bahan yang tidak berbahaya. KAlau cukup dengan akuades dan alkohol, tidak perlu pake bahan kimia yang lain.













Sewing is the alternative working to decrease the using of knobs, that potential to grow the corossion. The point is we have to avoid the next deterioration.
Penjahitan dengan benang adalah sebagai alternatif untuk mengurangi pemakaian jarum pentul atau kawat, yang bisa menimbulkan karat. INtinya kami melakukan dengan menghindari terjadinya kerusakan lanjutan atau baru.








After the conservation done. the next job will held by exhibition member. The job is arrange the collections by input to vitrine. It is not easy, because there are many consideration from conservation member, and curator want attached the story line. So in this moment, the cooperation is needed.

Setelah dirasa cukup, baru tim penyajian bekerja. Tugasnya adalah menata koleksi ke dalam vitrin yang telah disediakan. INi juga gak gampang, karena tim konservasi cerewetnya minta ampun. dan tim kurator juga minta agar ditata sesuai dengan story line yang mereka punya..
NAh disini enaknya kerja tim..., semua ditampung dan dicari solusi yang enak dan menyenangkan semua pihak.

When mounting needed or base for collections, we use the safe material for collections. Displaying with wire must be avoid. If need to hanging, use nylon thread (safe and strong)
KEtika dibutuhkan mounting atau alas buat koleksi, dicari yang tidak berbahaya untuk koleksi. Pemajangan dengan kawat dihindari. Kalau perlu digantung, gunakan tali pancing (dipakai, karena aman untuk koleksi dan kuat).



After displaying done. Finish the job for today. Tommorow will be continue. with anoter material.

Begitu selesai dipajang, rasanya... lega...,
Cukup deh kerja hari ini. Besok disambung lagi

Monday, December 04, 2006

There are many people do not understand Museum conservation

Why ?
We don't know. If know, it is depend on the people

Mengapa?

Jawabannya tidak tahu, kalau tahu.. ya kira-kira aja, karena semuanya tergantung dari orangnya kok.

My experience said that. Someone should go to Vietnam for following the conservation course. But prohibited by the government. Because she is a curator, not a conservator. So, it is not her job.

Pengalaman hari ini membuktikan seperti itu.
Ada teman mengeluh, dia tertahan untuk pergi ke Vietnam untuk menghadiri kursus tentang konservasi. Dia diundang karena telah terpilih, tapi sayangnya dia itu bukan dari bagian konservasi di museum tapi kurator.
Ada orang yang bilang, ngapain ? kan itu tidak sesuai dengan bidang tugas di museum..., ngambil jatah orang dsb, dll...

As a conservator, I very dissapoint about this paradigm. People (in Indonesia) only think that conservation job is wiping and cleaning the conservation. make the collection glow and shiny. That is the conservation (as they think). It is very limited meaning of museum conservation!



Saya sebagai orang yang berkecimpung di dunia konservasi menyayangkan hal tersebut. Artinya orang itu punya pikiran sempit tentang konservasi. Dikiranya, yang namanya konservasi itu cuma ngelap dan bersihin koleksi aja, pake bahan kimia dan bikin koleksi kinclong apa???, apakah cuma sebatas itu orang mengenal konservasi?

Actually, the conservation involve all activities in museum. Conservation is a "bone" of museum ! You know, the function of mueum from the government regulation is not only place to keep the collection from past, but include to preserv and conserv them.
How to conserv? By do not make a broken. even sometimes happened, (by light, misshandle, take a picture).
Of course, consevation is important, sech like another section in museum, are important.
So, if someone want to learn conservation (even not conservator). It is better to make them understand the meaning of conservation endeed.
This is missunderstanding meaning about conservation in museum.
This job not only cleaning, wiping, apply chemical. But it is means all activities of museum.
This blog purpose is to alter the paradigm of conservation. not only a section in museum, but all.
If another can say, Total Quality management, maybe this is the time to say Total conservation management in museum.
It is not easy work off course, but have to start. (even still not many people in Indonesia love the museum)

Gini ya..
Yang namanya konservasi itu adalah mencakup semua bidang. Malah saya berani bilang, bahwa tulang nya museum adalah konservasi. Apa sih fungsi museum menurut UU, kan bukan hanya tempat meletakkan objek dari masa lalu, tapi juga objek tersebut harus tetap dijaga kelestariannya
Gimane jaganya ?
Ya.. jangan bikin kerusakan baru dong. Kadang-kadang kerusakan muncul tanpa disadari, dan yang bikin seringkali pekerja museum sendiri( juga tanpa disadari).
Cahaya, kelembaban, salah megang, mindah-mindahin koleksi, pemotretan,....
Emang kurator itu penting ,sama aja pentingnya dengan keuangan (lho..)
Maksudnya, semua bidang di museum itu penting...
jangan menganggap satu profesi berada diatas yang lain...
Saya sebagai orang konservasi, kalau orang lain diluar konservasi mau ikutan kursus tentang konservasi, malah bersyukur banget.
BIar aja, biar pada tahu apa itu konservasi..
JAngan berpandangan sempit, karena semua segi di museum bertujuan untuk melestarikan koleksi (baca: melakukan konservasi).
Kalau ada seminar tentang hal ini, saya berani mengemukakan semuanya... atau saya buat aja sendiri ya , seminar mengenai pergeseran paradigma pada konservasi..
Semuanya ini mengingatkan aku akan niat mulia ketika membuat blog ini.
TApi dipikir-pikir, berapa persen sih orang Indonesia atau pemerhati benda budaya yang melek dan mau ngubek-ngubek internet ?

Rasanya tidak ada jalan lain, saya harus buat plan B nih..
Selain bikin blog di internet, rasanya harus bikin tulisan dan nembus Kompas atau Republika.

Doakan ya...
Niat mulia ini kesampean

Jakarta,
4 Desember 2006