Thursday, January 28, 2010

PRINSIP-PRINSIP MONITORING




Sudah membaca tulisan saya sebelumnya mengenai penghilangan debu di koleksi dalam vitrin ? atau memandikan bhairawa ? atau penyelamatan si gaja dumpak ?

Saya anggap sudah pada membacanya.. ( yang belum baca, buka arsip tulisan yaaaa)
Pertanyaan saya berikutnya..
Mengapa tindakan tersebut yang dipilih ?
Harus ada alasan yang baik mengapa , kami , tim konservasi memilih memandikan Bhairawa dan teman2nya sedang untuk koleksi debu dalam vitrin tindakan yang dipilih adalah mengangkat debunya saja dan mengembalikannya ke tempat asalnya.


Yang kami lakukan tersebut merupakan TINDAKAN atau ACTION dari apa yang kami amati sebelumnya.
Kami melakukan kegiatan yang disebut MONITORING

Monitoring merupakan tindakan observasi atau pengamatan yang dilakukan secara berkala dan kontinu..Dilakukan selama jangka waktu tertentu, sehingga menghasilkan data yang terbaca. Data yang diperoleh menjadi dasar dari tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

Jadi kalau tidak berkala dan berulang, namanya bukan monitoring, tapi hasil pengamatan biasa.
Kegiatan monitoring yang dipilih bukan observasi atau pengamatan, karena kami ingin keputusan yang diambil bukanlah tindakan buru-buru, tapi sudah berdasarkan fakta.

Monitoring hanya memberikan data, bukan tindakan. Data yang diberikan akan membantu kita memilih tindakan yang benar dengan memprhatikan unsur-unsur yang terlibat.

Jadi kalau ada yang bilang sudah dilakukan monitoring kok masih juga ada, artinya perlu dilakukan koreksi..
karena
Monitoring tidak akan merubah apapun kecuali dilakukan TINDAKAN atas data yang diperoleh hasil dari monitoring.


Jika kita melihat secara keseluruhan mengenai perlindungan koleksi di lingkungan museum, terdapat 5 tahap perlindungan YANG SALING BERKAITAN.
yaitu ;
1. AVOID : pencegahan. Sedapat mungkin kita mencegah agen perusak mendekati koleksi.., kalau tidak bisa dihindari kita lakukan tindakan....
2. BLOCK : menghalangi agen perusak tersebut masuk, mendekati atau mengenai koleksi. KAlau ternyata tanpa kita tahu agen perusak sudah sampai, tidak dapat dihalangi, maka langkah berikutnya adalah....
3. DETECT : kita mendeteksi keberadaan agen perusak koleksi tersebut. Nah...pada bagian deteksi inilah dilakukan MONITORING.....
Apabila hasil monitoring memberikan data atau gambaran bahwa telah terjadi "sesuatu" maka harus segera dilakukan langkah.....
4. RESPOND : adalah menindaklanjuti , mau diapakan koleksinya ? atau lingkungannya? agar koleksi menjadi lebih baik dan .....
5. RECOVER : kondisi dimana tindakan /treatment sudah dilakukan dan melakukan tindakan pencegahan yaitu kembali ke langkah no 1.


Agen perusak koleksi menurut Stefan Michalski dari Canadian Conservation Institute, dan juga yang dipakai dalam CollAsia2010 adalah :



Prinsip monitoring ini dapat diterapkan pada beberapa faktor yang terukur antara lain temperatur dan kelembaban, debu, cahaya dan serangga




Mudah-mudahan dengan dengan dilakukan pengamatan secara kontinyu atau monitoring, maka kerusakan dapat diminimalisir dan koleksi dapat "hidup nyaman aman dan tentram" di museum...

SEMOGA...... ^-^





















0 komentar: